Menuju konten utama
Bom Gereja Surabaya

Rilis Pers PGI Terkait Teror Bom Gereja di Surabaya

Ada enam poin yang disampaikan PGI terkait aksi terorisme yang kembali terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.

Rilis Pers PGI Terkait Teror Bom Gereja di Surabaya
Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah Sholahudin Aly (kiri), rohaniawan Katolik Romo Aloys Budi Purnomo (kedua kiri), rohaniawan Romo Notowardoyo (ketiga kiri), bersama sejumlah anggota Banser berdoa bersama untuk korban peristiwa bom Surabaya, di Gereja Kristus Raja Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (13/5/18). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/kye/18.

tirto.id - Persekutuan Gereja-Gereja di lndonesia (PGI) menyatakan duka yang mendalam atas terjadinya aksi terorisme bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi. PGI pun telah menyampaikan rilis pers terkait peristiwa di Surabaya itu, juga kejadian di Mako Brimob, Depok, beberapa hari lalu.

Dalam rilis pers yang disampaikan kepada media, terdapat 6 (enam) poin yang menjadi sorotan PGI terkait aksi terorisme yang akhir-akhir ini kembali terjadi di Indonesia, termasuk di Surabaya pagi ini, yaitu:

Pertama, tindak kekerasan, dengan alasan apapun, tidak akan pernah mampu menyelesaikan masalah dan hanya akan melahirkan lingkaran kekerasan serta pada akhirnya menuju kehancuran. Lihatlah Siria sekarang ini yang luluh lantak oleh kekerasan demi kekerasan.

Kedua, sesungguhnya tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan pembunuhan. Agama apapun mengajarkan kemanusiaan, damai, dan cinta kasih. Kesesatan berpikirlah yang membawa penganut agama melakukan kekerasan dan tindak terorisme.

Ketiga, para pemimpin agama perlu lebih serius mewaspadai munculnya para pendukung kekerasan dan terorisme ini dengan berbalutkan penginjil atau pendakwah lewat kotbah-kotbah maupun pernyataannya. Program deradikalisasi BNPT akan sia-sia jika masyarakat justru memberi panggung kepada para pemimpin agama yang menyebarkan paham radikalisme dan kekerasan lewat misi dan dakwah-dakwahnya. Olehnya, kami mengimbau para pemimpin agama dan masyarakat untuk tidak memberi angin dan simpati kepada pelaku kekerasan dan terorisme, apapun motifnya.

Keempat, kami juga menghimbau masyarakat menghentikan penyebaran foto dan video, karena ini justru tujuan teroris, yakni menebarkan rasa takut di tengah masyarakat. Kami justru mengimbau masyarakat untuk menebarkan kasih dan rasa damai melalui ragam media.

Kelima, mengimbau seluruh elit politik dan masyarakat untuk menghentikan komentar yang justru memperkeruh keadaan. Janganlah menggunakan peristiwa kekerasan dan tindak terorisme ini untuk menangguk kepentingan politik dan sesaat, karena harga yang sedang dipertaruhkan adalah masa depan bangsa.

Ketujuh, kita tak perlu takut menghadapi ancaman terorisme ini tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada penanganan oleh negara. Sementara itu, kami mendukung sepenuhnya tindakan negara dalam memberantas semua perilaku kekerasan dan aksi-aksi terorisme di tanah air tercinta.

Aksi peledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya, yakni di GKI Diponegoro, di Gereja Santa Maria, dan Gereja Pantekosta Arjuno, Minggu pagi. Menurut informasi dari Polda Jawa Timur hingga siang tadi, kejadian ini telah menewaskan 11 orang dan menyebabkan 41 orang luka-luka.

Baca juga artikel terkait TEROR BOM GEREJA SURABAYA atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Hukum
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya